BANDUNG, inilahmuaraenim.co.id— Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) beradatpasi dengan perkembangan teknologi digital 4.0 yang kian cepat.
Pengusaan teknologi digital merupakan bekal penting dalam mewujudkan Indonesia menjadi negara adidaya pada 2045 seperti banyak diprediksi pakar dunia.
Kang Emil – sapaan Ridwan Kamil – berharap jalan menuju impian 2045 harus direalisasikan sejak sekarang, di antaranya oleh kaum intelektual seperti ICMI.
“Mari kita gunakan _benchmark_ kita itu 2045. Supaya 1945 Indonesia merdeka 2045 Indonesia adidaya,” ujar Ridwan Kamil saat membuka secara virtual pertemuan nasional Majelis Sinergi Kalam-Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (Masika -ICMI) dengan tema “Cendekiawan Muda dan Tantangan Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0”, dari Gedung Pakuan Kota Bandung, Sabtu (21/8/2021).
Menurut Ridwan Kamil revolusi 4.0 hanya akan bersahabat bagi mereka yang mampu beradaptasi dengan teknologi digital. “Inilah revolusi 4.0 bagi yang siap masuk ke kelompok warna hijau. Bagi yang (warna) merah-merah siap-siap pekerjaannya akan hilang,” ungkapnya.
Kehadiran industri 4.0 dapat ditafsirkan akan banyak jenis pekerjaan manual yang hilang karena yang asalnya dilakukan manusia nanti akan diisi robot dan kecerdasan buatan yang semuanya dilakukan secara digital.
Disrupsi revolusi industri 4.0 telah meluluhlantahkkan semua sektor perekonomian, termasuk katanya 86 juta pekerjaan telah hilang.
“Disrupsi ini akan menghilangkan pekerjaan dan menghadirkan pekerjaan. Ada pekerjaan penting tapi mulai turun. Jadi, ada 85 juta pekerjaan yang hilang. Akan lahir juga 97 juta analis data digital hebat, itu semua berkat adanya pandemi COVID-19,” katanya.
Agar dapat bersaing, kata Ridwan Kamil, pendidikan karakter dan kepemimpinan amat penting dimiliki setiap individu terutama cendekiawan muda calon penerus bangsa.
“_Leadership_ itu adalah _skill_ terpenting dalam era 4.0 karena ia akan mengambil plan a, b, atau c dalam mengambil keputusan. Juga ada _communication negotiation skill_,” tutup Ridwan Kamil. (ADV)
Komentar