Muara Enim, inilahmuaraenim.co.id— Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Muara Enim, Irfan Wibowo SH didampingi Kasi Pidsus, A Prasetyo Kasi Intel, M Ridho Saputra, Kasi Pidum, A Akbar, serta Kasi Datun dan Kasi BB lingkup Kejaksaan Negeri Muara Enim di Aula Suprapto Kejari Muara Enim, kemarin pada Senim (13/4) menerima kegiatan Audensi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Muara Enim periode 2022 – 2025.
Ketua PWI Muara Enim Al Azhar didampingi pengurus disela-sela audiensi dengan mengatakan memberikan apresiasi dan support terhadap kinerja jajaran Kejaksaan Negeri (Kejari) Muara Enim dalam pencegahan dan penegakkan hukum di Bumi Serasan Sekundang.
Ia mengatakan bahwa kedatangannya bersama pengurus PWI lainnya adalah selain untuk bersilaturahmi, juga meminta support dan kerjasamanya dalam kepengurusan PWI yang baru didalam membangun Kabupaten Muara Enim. Ia berharap Semoga kerjasama kedepan akan semakin baik dan bersinergi.
“Kami selaku wartawan, bangga dan memberikan apresiasi. Pak Kajari sudah on the track melaksanakan tugas dan fungsinya aparat penegakkan hukum. Ini prestasi yang perlu diapresiasi,” terang Menurut Al-Azhar
Lanjut Al-Azhar, Jaksa sebagai salah satu aparat penegak hukum (APH), tentu PWI mendukung penuh dalam hal penegakan dan pencegahan hukum di Kabupaten Muara Enim. Jika memang harus ada penegakan hukum, sebagai lembaga penegak hukum tidaklah salah dalam melakukan penegakan hukum sesuai dengan tupoksinya.
“Kami melihat penegakan hukum yang dilakukan oleh Kejaksaan masih dalam tahap yang wajar dan tidak berlebihan. Hukum ditegakkan saja masih ada yang berani melanggar hukum. Kami yakin, kejari selain melakukan penegakan hukum, pastinya ada pencegahan untuk memenimalisir tindak korupsi,” beber Azhar.
Sementara itu Kajari Muara Enim Irfan Wibowo, menyambut baik dengan audensi yang dilakukan oleh PWI Muara Enim. PWI sebagai organisasi profesi tertua di Indonesia tentu profesionalitas tidak diragukan lagi. Mudah-mudaha kerjasama dan sinergisitas ini terus berlangsung dan saling memberikan manfaat kedua belah pihak.
Menurut Irfan, bahwa pihaknya sebagai APH, tentu salah satu Tupoksinya selain pencegahan juga adalah penegakan hukum. Namun didalam penegakan hukum kita tidaklah serampangan, tetapi sudah melalui berbagai pertimbangan. Dalam penegakan hukum ini juga bukan murni dari APH, tetapi banyak juga dari laporan masyarakat.
“Kalau Pidum masih landai di Muara Enim, namun Pidsus cukup tinggi di Muara Enim. Tugas kita bersama untuk memperbaiki hal tersebut,” ajaknya.
Masih dikatakan Irfan, Kabupaten Muara Enim adalah Kabupaten yang kaya baik SDA maupun SDM. Bahkan untuk SDA merupakan Kabupaten terkaya kedua di Sumsel. Namun tidak linear dengan tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Karena saat ini Kabupaten Muara Enim menduduki peringkat ke tujuh di Sumsel sebagai daerah termiskin. Ini ada yang salah seharusnya dengan kekayaan tersebut bisa linear dengan tingkat kesejahteraan masyarakatnya.
Menurut Irfan, penilaian akreditasi kinerja Kejaksaan Negeri Muara Enim se Sumatera Selatan menjadi patokan dirinya dan staf soal pencapaian kinerja selama dirinya memimpin. Dijelaskannya, untuk penanganan perkara Pidana Khusus mendapatkan ranking 2 se Sumsel dari 15 Kejaksaan Negeri. Lalu, penanganan perkara Pidana Umum peringkat 3, Seksi Intelijen mendapat peringkat 3, Seksi Perdata dan Tata Usaha (Datun) peringkat ke 6 dan Seksi Barang Bukti(BB) mendapat peringkat 3.
“Saya melihat Kabupaten Muara Enim ini APBD nomor 2 se Sumsel, akan tetapi angka kemiskinan nomor 7 se Sumsel. Dalam perannya di Pidana Khusus, kami akan lebih mengedepankan peran pencegahan daripada penindakan. Kami baru melakukan penindakan satu di PU PR tapi mendapat sorotan tajam. Bagi kami sebagai APH di Muara Enim, itulah peran kami yang harus dilakukan selain pencegahan, tetapi juga menindak,” ungkap Irfan.
“Kinerja pencegahan low optimal tetapi sudah jalan. Inilah yang akan kita jalankan yakni upaya pencegahan dengan melibatkan perkara perdata dan tata usaha(Datun) dalam pencegahan korupsi. Selain itu, di tubuh kita juga terjadi peningkatan SDM terutama penambahan personil di intel dan pidsus,” terangnya.
Tambah Irfan, ia diharapkan nantinya ada pembangunan sistem pondasi yang kuat untuk mengoptimalkan pencegahan sejak dini, sehingga kasus “memalukan” ini tidak terulang lagi di Kabupaten Muara Enim dan ini perlu diwujudkan dalam bentuk sistim kebijakan penguatan tata kelola di Pemkab Muara Enim. “Saat ini mereka takut dari dampak penindakan oleh APH. Ini yang sedang kita upayakan, bagaimana caranya agar antara APH dan Pemkab bisa saling sinergis untuk menjadikan Kabupaten Muara Enim yang maju dan modern. Saya pikir di Muara Enim ini semuanya ada, SDM ada, anggaran ada, dan kepedulian sesama juga ada,” kata Irfan.
“Terimakasih atas spirit dari PWI atas kinerja Kejari Muara Enim. Hal ini menjadi oase bagi Kejari Muara Enim, untuk bekerja sesuai on the track,” tukas Irfan Wibowo.
Komentar